Jumat, 22 Juli 2016

Cerita Calon Arang Pramoedya Ananta Toer

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPAdqF-22zP1KmG35WEgC-LNuY16uAa-aheyfMb2MvlHvV-oJqgDlJ3BxjDDCL16ZF87seZim2ATXfNKGGKkXB24a_oBwyOJfa9o6EBZrx6rmRDES1dreeGydxZyoM4E_APggr_8M0l3A7/s1600/Cerita+Calon+Arang.jpg

Cerita calon arang, Perempuan tua yang hidup bersama dengan satu-satunya anaknya. Ia telah lama hidup disebuah desa bernama desa Girah, disebuah negara Daha yang dipimpin oleh Sri Baginda Erlangga. Desa itu aman sekali kala itu. makmur dan rakyatnya tercukupi atau sejahterah. Hingga tiba saat kejadian yang membuat desa Girah menjedi berubah, bahkan orang-orang didalamnya.

Dendam yang disimpan lalu membatu. Perempuan tua itu, ia biasa dipanggil Calon Arang. Dikarenakan perilaku dan sikapnya, putri Calon Arangpun tak pernah dipinang-pinang oleh seorang laki-laki manapun. Akhirnya rasa benci calon arang pun membatu. Sedangkan putri semata wayangnya yang bernama ratna mangali menunggu pria yang siap melamar dan berani menerima kenyataan. Hingga tak disangka-sangka bencana pun datang dikarenakan dendam si calon arang, atau biasanya dipanggil warga desa Girah sebagai penyihir tua yang menggerikan.

Pekerjaan yang sungguh picik kala itu. dengan membunuh perlahan tampa langsung membunuh. Menyebarkan penyakit ganas di desa girah. Hingga membuat banyak mayat setiap harinya yang berserakan. Lalu kejadian tak sampai disini. Tak ada yang berani melawan murka Calon Arang. Sri baginda rajapun tak tau atau menentukan apa yang harus dilakukan pun tak tau bahkan tak mengerti apa sebenarnya yang terjadi. Binggung mengatasi permasalahan ini.

Sampai munculah seseorang yang berani dan mau meminang putri dari calon arang yang bernama ratna mangali. Yaitu empuh bahula murid dari empu baradah yang diutus sri baginda erlangga untuk menghadapi calon arang.

Girang sekali calon arang putrinya dilamar seorang empu bahula murid dari empu baradah. Hingga lalai. Empu bahula pun lama-kelamaan sudah berani memancing-mancing ratna mangali untuk memberi tahu rahasia ibunya yaitu calon arang. Namun hal itu sia-sia, empu bahulapun tertangkap basa oleh calon arang karena menanyakan hal itu pada ratna mangali. Sampai akhirnya empu bahula bilang kepada gurunya empu baradah lalu langsung empu baradah mendatangi calon arang yang sudah muter-muter mencari empu bahula. Di datangi oleh empu baradah dan orang-orang yang sudah dihidupkan oleh empu baradah yang dulunya adalah korban dari keganasan calon arang. Sampai calon arang pun mati dengan dosa yang berjubel atas serangan empuh baradah.

Tapi dengan niat baik empu barada pun menghidupkan kembali calon arang dan mensucikanya sebelum ia meninggalkan dunia.

Etikat baik empu baradah pada calon arang adalah sebuah perbuatan bahwa manusia harus bisa saling memaafkan seberapapun kesalahannya. Pesan persaudaraan yang terkandung, pemerintahan bahkan sampai penyelsaian atas sebuah permasalahan walaupun banyak hal yang harus di korbankan tapi toh semuai itu dapat dikembalikan seperti biasanya waupun semua yang diawal tak bisa di kembalikan dengan sama persis, kisah dendam yang membatu hingga proses yang lama semua itu akhirnya terselsaikan dan menjadi sebuah catatan sejarah.

Cerita Calon Arang adalah novel kesembilan yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Buku ini terinspirasi oleh legenda atau dongeng yang pernah ditulis di tahun Saka 1462. Buku Cerita Calon Arang ini pertama diluncurkan pada tahun 1957. Dongeng yang ditulis sangat berebeda dengan dongeng dongeng yang lain. Dongeng terkenal dengan keromantisan dan kehalusan dari sebuah cerita. Namun, kali ini, buku yang ditulis Pramoedya Ananta Toer ini sangatlah jauh dari halus dan romantis.

Nama-nama karakter yang dipakai di buku ini juga merupakan tokoh tokoh bersejarah yang mempunyai pengaruh besar dalam sejarang kerajaan Hindu di Jawa. Seperti Empu Baradah, Empu Baradah adalah seorang pujangga atau pendita yang hidup di masa Raja Airlangga berkuasa di Jawa Timur ditahun 1019 sampai 1042 Masehi. Saat pertama melihat sampul buku ini mungkin tidak akan langsung tertarik untuk membaca bukunya. Namun, dengan gaya ceritanya yang unik, penulis buku ini bisa memikat banyak pembaca untuk membaca bukunya.

Cerita yang terdapat pada buku cerita calon arang ini dimulai dari kisah seorang janda jahat yang bernama Calon Arang. Dia tinggal disebuah dusun yang bernama dusun Girah di negara Daha. Wanita ini berprofesi sebagai tukang teluh. Kerjanya setiap harinya hanyalah menganiaya, membunuh dan menyakiti sesama manusia dengan ilmu ilmu hitamnya. Ia mempunyai anak yang cantik bernama Ratna Manggali. Namun, tidak ada yang berani mendekatinya karena semua orang takut pada ibunya yang kejam. Karena itulah, Calon Arang mulai merasa kesal karena anaknya belum mendapatkan pasangan hidupnya. Kekesalannya pun menjadi sebuah malapetaka. Dia meminta tolong dengan Dewi Durga untuk membantu dia memusnahkan seluruh negara Daha dengan cara menyebar penyakit yang mematikan ke seluruh negara.

Di salah satu dusun di negara Daha, tepatnya di dusun Lemah Tulis, juga tinggal seorang Pertapa, dia adalah seorang empu. Empu Baradah namanya. Empu Baradah adalah orang yang saleh dan taat pada agamanya. Semua orang hormat dengan nya. Dia juga mempunyai anak perempuan dan seorang istri. Beda dengan Ratna Manggali, anak Empu Baradah, Wedawati, adalah anak yang ramah dan juga dihormati oleh penduduk sekitar. Namun, pada suatu hari, ibu Wedawati jatuh sakit lalu meninggal. Empu Baradah pun menikah lagi karena dia mengira kalau dia menikah lagi dia bisa menghapus kesedihan Wedawati atas kepergian ibunya. Setelah menikah, Empu Baradah dan istri barunya dikaruniai seorang anak lelaki. Lalu, Empu Baradah pergi bertapa bersama murid-muridnya. Dikhianatilah Wedawati dan akhirnya Wedawati keluar dari asrama dan pergi ke kuburan ibunya. Wedawati sangat tertekan dan ia ingin sekali ikut ibunya mati.

Setelah itu, Calon Arang mulai menjadi ganas. Ia dan murid muridnya mendapatkan ide untuk menyiksa penduduk desa dengan cara yang bermacam-macam. Semua orang akan mati kalau berani membuat kegaduhan bagaimanapun caranya. Kepala Dusun mati karena tanahnya dirobohkan Calon Arang. Satu muridnya pernah membunuh anak yang sedang bermain. Setelah membunuh, urid-muridnya mandi dengan darahnya. Penyakit mematikan itu sudah merajalela. Kekacauan yang dibuat oleh Calon Arang pun dilaporkan ke Raja Erlangga. Raja Erlangga adalah orang yang sangat bertanggung jawab dan sangat peduli dengan masyarakyat-masyarakyatnya. Dia coba berunding dengan para pejabat dari negara itu tentang apa yang harus mereka lakukan setelah itu. Raja akhirnya memutuskan bahwa Calon Arang harus dibinasahkan. Dia kirim tentara-tentaranya untuk membunuh Calon Arang. Namun, mereka pulang dengan kabar buruk. Ilmu hitam Calon Arang tidak bisa dikalahkan dan tiga dari tentara yang mencoba membunuhnya mati. Sri Baginda putus asa kemudian, Sri Baginda dan prajuritnya mendatangi sebuah candi untuk memuja dewa dewa agar mereka bisa memberi petunjuk. Diberikanlah petunjuk dari dewa untuk menemui Empu Baradah.

Sri Baginda memerintahkan kanduruan untuk bertemu dengan Empu Baradah. Saat bertemu denganya, dia menceritakan kekacauan yang disebabkan oleh Calon Arang dan memberi usulan Ratna Manggali menikahi salah satu murid Empu Baradah untuk mencari tahu rahasia Calon Arang. Calon Arang merasa senang ada yang ingin menikahi anaknya. Lalu, dia membuat pesta besar-besaran untuk pesta pernikahannya. Setelah menikah, Empu Bahula menanyakan rahasia rahasia Calon Arang kepada anaknya. Dia juga meminta tolong pada Ratna untuk menggambilkan kitab yang dipakai Calon Arang. Rencana Empu Baradah ini berhasil. Pada akhirnya, Empu Baradah bertemu dengan Calon Arang dengan satu tujuan ya itu membunuhnya. Saat bertemu dengan Empu Baradah, Calon Arang ketakutan dan meminta Empu Baradah unuk mesucikan dirinya. Tapi Empu Baradah enggan melakukan hal tersebut. Calon Arang marah dan mencoba untuk membunuh Empu Baradah dengan mantra-mantranya. Namun gagal. Empu Baradah pun akhirnya memusnahkan Calon Arang dan akhirnya, dia pun mati. Negara Daha menjadi aman dan Empu Baradah dan Wedawati pergi bertapa.

Buku ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing. Kelebihan dari buku ini adalah ceritanya yang sangat menarik dan menengangkan yang bisa membuat orang tertarik membacanya dengan gaya cerita yang juga menarik.Gaya cerita sipenulis seperti membacakan dongeng kepada anak anak kecil karena memang buku ini dibuat untuk anakanak. Tetapi, kekurangnya adalah bahwa buku ini dibuat untuk anak-anak tetapi kata-kata yang dipakai didalam buku ini bisa menjadi sangat rumit. Bagian bagian dalam buku ini juga tidak pantas untuk menjadi cerita anak anak. Secara kesuluruhan, buku ini sangat bagus.

Dari buku cerita ini kita bisa belajar bahwa semua kejahatan pasti kalah terhadap kebaikan bagaimanapun caranya. Kejahatan tidak akan selalu menang dan kebaikan lah yang mampu mengalahkan kejahatan. Mungkin buku ini ditulis hanya sekedar untuk kesenangan seorang pemabaca. Buku ini sangat sederhana dan layak dibacanya untuk orang di usia apa pun.