Aku yakin, ibu tak pernah ragu saat melahirkanku
Sayang sekali tak kudengar jeritannya
Hanya airmata yang kulihat, itupun samar
Begitupula ceritanya saja, itupun tak semua
Betapa durhakanya anakmu ini
Saat tumbuh menjadi lelaki
Yang sudah punya nyali
Hingga berani membentakmu
Membohongimu, bahkan
Menikammu hingga tersungkur
Kenapa, tiada penyesalan bu
Apa karena anakmu ini ragu
Kalau begitu aku rela bu
Membunuh diriku, dan akan selalu
Menjadi anakmu dalam wujud yang baru
Supaya ragu tak menjadi abu
Saat semua penyesalan hanya bisa di ulang
Maka, kujanjikan padamu bu
Bahwa kau ibuku dan aku anakmu
Namun apakah janji ini makin membebanimu
Seperti janji anakmu
Yang hanya menjadi janji
Tanpa ada yang ditepati
Nofianto Puji Imawan
Madura, 11 January 2016.
Sayang sekali tak kudengar jeritannya
Hanya airmata yang kulihat, itupun samar
Begitupula ceritanya saja, itupun tak semua
Betapa durhakanya anakmu ini
Saat tumbuh menjadi lelaki
Yang sudah punya nyali
Hingga berani membentakmu
Membohongimu, bahkan
Menikammu hingga tersungkur
Kenapa, tiada penyesalan bu
Apa karena anakmu ini ragu
Kalau begitu aku rela bu
Membunuh diriku, dan akan selalu
Menjadi anakmu dalam wujud yang baru
Supaya ragu tak menjadi abu
Saat semua penyesalan hanya bisa di ulang
Maka, kujanjikan padamu bu
Bahwa kau ibuku dan aku anakmu
Namun apakah janji ini makin membebanimu
Seperti janji anakmu
Yang hanya menjadi janji
Tanpa ada yang ditepati
Nofianto Puji Imawan
Madura, 11 January 2016.
0 komentar:
Posting Komentar
Pembaca Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar