Sabtu, 28 November 2015

Mukallaf Kilav

Selarut apapun malam, Allah tak pernah tidur 
Sepanjang masa adalah sekedipan mata bagi-Nya
Tiada umpama selain Asmaul-Husnah
Dan jangan sampai kita mencoba menerka-nerka
Apapun tentangnya sebelum benar-benar tiada

Proses pendewasaan memang cepat rasanya
Kitapun sudah berakal atau akil balihq
Ingat janji kita kepada-Nya
Tiada tuhan selain Diri-Nya
Atau mungkin kita lupa

Mengucapkan janji dan sumpah dengan bimbingan orang tua
Memilih iman kepada-Nya dan mencoba menyadari
Bahwa tiada pilihan selain beriman dengan pasrah
Melafalkannya, tanpa tau apa esensi dasar didalamnya
Yang penting sudah, lalu apalagi
Gugat kita dalam hati sembari mengelak ketentuan illahi

Ingat kesederhanaan perintah-Nya
Menjalankan perintah-Nya
Menjauhi Larangan-Nya
Begitu sederhananya sampai susah melaksanakannya
Entah kenapa, apa mungkin itu terlalu berat rasanya

Manusia memang rajanya tawar-menawar
Kompromi sebagaimanapun pasti kurang saja
Ketidakpuasannya seolah menutupi rasa syukurnya
Untuk memanjatkan do’a saja
Masih sering mengutamakan apa yang belum didapatnya
Daripada mensyukurinya sebagai anugrah paling esa

Allah begitu memudahkan kita dalam menjadi manusia
Sayangnya manusia terlalu rumit untuk menjalani hidupnya
Untuk ibadah saja, manusia begitu mudah menundanya
Tapi kalau sudah ingat keinginannya
Semua pagar rela dibongkar hanya untuk mencapainya

Hakikat yang sudah digariskan tapi tidak dianjurkan
Pejalan harus senantiasa berjuang walau berat berjalan
Untuk mencapai perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya
Memang susah walau sering dicoba
Karena pilihan itu ada batasnya
Dan ketentuan itu sudah hak-Nya

Nofianto Puji Imawan
Madura, 28 Nopember 2015.