Selasa, 14 Juli 2015

Keseharusan Sesama

Aku merindukan beberapa orang yang cinta, dengan tulus kepada sesamannya 
Saling membantu, bukan untuk pamrih dan bukan untuk pamer diri sendiri
Dimanapun, kapanpun sampai hatiku tenang merasakan iklim penuh kerinduan
Sampai kulafalkan kepuasan sukma, bahwa hal ini sudah seperti surga cita-cita

Bukan berarti aku tak berkeinginan tinggi atas keselarasan dan keseharusan
Namun seandainya sekarang semua manusia sadar porsinya sampai kewajibannya
Pasti tidak ada yang namanya keinginan atas kerunyaman keadaan kekinian
Dan bila ada kesempatan untuk melapor pada tuhan secara langsung
Maka aku bilang, kalau didunia sedang kalangkabutan merasakan penderitaan

Tak tega bukan kata perwakilan yang cukup bagi semua kemanusiaan
Sepertinya hati tak dipakai lagi, walau masih diperlukan untuk beberapa alasan
Gampangnya untuk kesementaran yang dibuat seperti kekal tampa batasan
Kecilpun berarti luas, sebentar berasa lama sekali, apalagi yang dipertanyakan
Kalau tidak bagaimana lagi, atau yang sudah biarlah sudah, habiskan

Sayang kepada sesama, hidup sesuai kewajibannya, sedikit meluangkan hak-haknya
Sampai taklupa akan masalah yang tetap terjadi dan gembala oleh banyak manusia
Selama awan masih gelap, timur masih di awalkan, dan gelap masih menakutkan
Maka buatlah cara, agar yang hidup jadi seperti hidup dan berguna bagi sesama
Bukan saja berkorban, tapi mendahulukan kewajiban, bukan saja keseharusan

Nofianto puji imawan
Madura, 12 juni 2014.