Selasa, 19 Juli 2016

Kampung


Kampungku ramai sekali dikala sore hari
Pagi haripun tak kala dengan malam sepi
Dini hari nampak rombongan wira-wiri
Membawa gerobak atau memikul sayuran gurih
Terasa dingin menyegat tubuh dan lengan
Setiap bernafas terasa malu oleh padang bulan
Semua telah dimulai jauh sebelum pagi ini

Sejauh mata menerka terlihat jalan raya masih ramai
Tertutup rindang pohon-pohon mangga menjutai-juntai
Sawahnya rakus mengisi tanah-tanah dekat jalan utama
Tapi jalan masih berkuasa dengan membelahnya
Semuanya rapi dan nampak asri walau sudah rusak parah
Gapuranya gagah dulunya dengan warnah merah pancasila

Rumah–rumahnya tak saling berlomba-lomba
Orang-orangnya ramah nampak tak tega
Pekerjaannya macam-macam rupanya

Ada yang pergi kesawah dengan sepeda
Ada yang memetik buah sampai sana jauhnya
Ada yang punya usaha rokok sederhana
Ada yang sibuk diladang samping rumah
Ada yang keliling memperbaiki sepatu warga
Ada yang setia pagi sampai malam bekerja
Ada yang sibuk dengan bisnis bandar togelnya
Ada yang teriak pagi-pagi dengan sayurnya
Ada yang gelisah karena tak mendapat kerja
Ada yang setiap hari membersikan serambi dan berkotbah

Pada akhirnya semua hal disini tak pernah nyata
Seawet-awetnya pasti tergerus jua
Generasi mudanya diracun hingga putus asa
Orang tuanya kalang kabut melihat kenyataan anaknya
Anaknya teriak-teriak meminta-minta
Masuknya tamu tak diundang
Membuat runyam segala kepolosan

Nofianto Puji Imawan
Jombang, 16 Juli 2014.