Aku sungguh tak percaya
Tentang niat tulusmu
Untuk memperjuangkan
Segala yang buruk, hingga
Yang akan buruk, nantinya
Jangankan membela
Memenuhi keinginanmu saja
Nyatanya masih belum bisa
Apalagi mengurusi masalah
Yang cukup tak terukur, volumenya
“Aku akui”
Keinginanmu tulus tak terkira
Kemauanmu sungguh-sungguh mulia
Ambisimu cukup mempesona
Apalagi melihat usahamu
Yang benar-benar sulit dicerna
Manusia selain dirimu seutuhnya
Setan-setan, berbicara padamu (dalam mimpi)
Malaikait, sering menyapamu (dalam mimpi)
Jin-jinpun, suka membantumu (dalam mimpi)
Nabi & rasul sering mendatangimu (dalam mimpi)
“Karena semua menrestui segala keinginanmu”
“Tapi lihatlah kenyataannya”
“Siapa dirimu itu, sebenarnya”
Aktivis mahasiswa-kah
Penggiat kesenian-kah
Budayawan ternama-kah
Kiai besar-kah
Intelektual muda-kah
Orang partai-kah
Bupati idaman-kah
Presiden segala umat-kah
Kades terbaik-kah
Jendral bintang lima-kah
Sesepuh bersahajah-kah
Khalifahtullah-kah
Waliullah-kah
“Atau manusia biasa”
Berguru dimana, kalau boleh tau
Digunung apa namanya
Digua sebelah mana
Didaerah antah-berantah mana
Dilembah misterius seperti apa
“Aku ingin benar-benar tau”
“Lalu siapa gurumu”
Jelaskan padaku
Supaya lekas mempercayaimu
Agar bisa yakin dan merestuimu
Merestuimu niat baikmu
Dan tak perlu menyeplekanmu
Karena niat baik itu bukan untukku
Tapi untuk semua selain dirimu dan diriku
Yang nantinya akan menagih terus
Usahamu dan perjuanganmu
Walau kau lelah dan bosan dengan dirimu
Untuk menguji konsistensimu
Mengasah kesabaranmu
Dan melihat keseimbangan niatmu
Beserta keseriusan usahamu
Dalam membandingkan
Ucapanmu dengan kelakuanmu
Nofianto puji imawan
Madura, 13 Juni 2014.