Menenun kenangan diatas angan
Ia berkata kalau hujan datang tanpa lisan
Sebentar lagi kau akan merasakan
Setetes demi setetes air diatas pelipis
Terenyuh dan tiba-tiba tersadar
Matahari dan hingar-bingar hanyalah cadar
Menutupi semua keindahan
Layaknya angan-angan dikala malam
Aku membuta untuk mengerti
Hal terkecil yang sering dianggap kerikil
Kau seringkali bertanya
Seberapa kecil kita diantara semesta
Kuharap kau menerima
Runyamnya rasa
Gelisah, tak tau ingin apa
Selama belum sadar jua
Akan indahnya dunia
Selama resah
Kau seolah manusia
Pencerna realita
Mengulang kesalahan takberarti
Mengingkari suara hati
Setiap kali hingga mati
Nofianto Puji Imawan
Mojokerto, 01 Desember 2016.
0 komentar:
Posting Komentar
Pembaca Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar