Senin, 29 Juni 2015

Tiga Kali Purnama Dibalut Mendung

Lengkung tak berujung 
Terkepung oleh mendung
Dirundung suara surau mendenggung
Dan berkabung pada awan yang membumbung

Ruang suntuk diam diambil jalan
Jeda pada pikiran dibuang kejendela
Kerikil kecil memberi sentuhan rasa
Hati-hati pada tanah yang basah

Memandang dan terus memandang
Tak hanya diam atau diambang bimbang
Susur aspal dengan tangan terkepal
Dagu diangkat lalu berangkat

Angin reda tak terasa lelah
Kalau malam tiba semua seolah berbeda
Tapi tetap sama saja
Cahaya dilapisi tebal yang berbeda

Tiga hari lamanya sama rasanya
Selalu dan takkira ada ganjilnya
Genap akan perangkap
yang menangkap lalu mendekap

Ada pesan dalam kelam
Seolah harus bisa meredam dendam
Untuk tidak melampiaskan
Hasrat kemauan pada keadaan

Jauhnya seperti jalan-jalan di sebuah benua
Lurus datar dan membosankan
Malam mengulang untuk yang kesekian
Seperti rasa gelisah yang terlalu basah

Sepertinya jalan itu paling panjang
Dan perjalanan atau renungan
Naungan sunyi kesendirian
Untuk tetap menjari jawaban ruang

Nofianto Puji Imawan
Madura, 07-11-2014.