Senin, 29 Juni 2015

Rutinitas

Seperti biasanya 
Tak banyak yang menduga
Bahwa raga sedang bicara
Entah tentang apa

Seperti ada yang bertanya
Selalu mencoba memperkarakan rasa
Yang sebenarnya tak kutau asalmulanya
Sampai-sampai selalu begini-begini saja

Rumbai irama lagu tetap terjaga
Suasana sepi pasti membawa duka
Tak terasa pagi sudah tiba
Untuk menjemput nestapa yang belum bicara

Sampai pada akhirnya datang seorang pujangga
Bertanya tentang siapa diri kita
Yang berada dan mengada secara tiba-tiba
Tak sampai lama tapi membuat curiga

Beberapa jam lalu aku melihat tetangga
Yang sedang berkemas untuk kesawah
Setelah itu, barisan sepeda anak sekolah
Lalu lalang didepan teras rumah

Selalu begitu dan kini berubah
Matahari yang terbit dari timur sudah resah
Purnama yang tak tau datangnya mulai gelisah
Bintang yang selalu membentangpun seperti tak kuasa

Meninggalkan apa yang seharusnya dikerjakan
Membuang semua ingin yang sudah lama dikerjakan
Meragukan kepastian yang sudah digariskan
Tak pernah merasa cukup atas segalah pemberian

Semua lelah dengan keseharian
Kewajiban dipandang rumit untuk dijalankan
Hak dituntut habis-habisan
Sampai semuanya tak kerasan dengan keseharian

Di dusun mungkin petani sedang tandur
Memberi kesempatan untuk hidup makmur

Nofiant Puji Imawan
Madura, 01 Desember 2014.