Kamis, 21 Juli 2016

Gairah

Perantau takseharusnya bergurau. Teguhlah dengan prinsip, jangan mudah dipengaruhi penasaranmu. Ketidaktahuan itu semakin membuatku khawatir, bahwa kau akan mudah dimanfaatkan oleh keinginanmu sendiri. Sudah banyak pemuda sepertimu yang kutemui. Mereka selalu ingin tau atas banyak ketidaktahuan, penasaran dengan hal-hal baru yang menjebak. Menyimpan banyak pertanyaan untuk dilontarkan pada siapapun. Sampai-sampai mudah lupa karena yang bermain adalah emosi bukan akal atau nurani. Posisikan dirimu dulu, cari tau siapakau sebenarnya, kenali segala yang kau belum temui. Buka tirai itu, supaya kau lekas tau apa yang ada dibaliknya. Gegabah itu wabah yang penuh luka, yang siap menghembuskan spora berongga yang akan membunuhmu dengan perlahan dan takterasa.
 
Tenanglah, sebenarnya permasalahanya adalah darimana kau melihatnya. Taksemua adalah masalah, dan masalah itu tak musti membuat resah. Tugasmu memang berbeda, kau mengantarku kemana-mana, lelaki haruslah lebih mengerti dibanding mahkluk jenis lainya. disitulah letak wibawa. Namun ingatlah bahwa lelaki itu yang dipengang kata-katanya, bukan yang lainya. maka berhati-hati disetiap ucapanmu.

Taklama aku menunggu nampaknya kau sumringah walau sebenarnya lelah. Malam-malam menjemput seseorang yang kau sendiri tak begitu mengenalnya. Tugas kadang memaksa untuk terlihat biasa walau sebenarnya banyak hal aneh dibalik yang tidak biasa. Laju kendaraan yang sedikit tenang, karena aku ingin pelan-pelan saja. Begitulah caraku menikmati tempat dimana banyak misteri dan kesenjangan terasa. Tarakan pulau kecil yang cukup suram diwaktu malam. Cahaya lampu yang takterang, makin membuatku merasakan kalau memang ada banyak misteri yang harus dipecahkan. Roda motor berjalan pelan, angin malam seolah menampar bahwa ini bukan sembarang malam. Ini malam penentu, dimana besok adalah inti dari tujuanku kesini.

Nofianto Puji Imawan
Madura 2015