Sekadar kabar
Yang sampai seperti lapar
Membuat asap tampa arang
Begitulah ucapnya selepas terang
Sahutanya berubah seperti erangan
Gelisahnya bertabah tajam
Tak kuasa dan binggung ini kenapa
Baiknya bukan keinginan yang menajam
Sisa abu melai menylimuti rumput kering
Namun basah karena embun telah tiba
Lantas ia terlentang tak tau arah bintang
Sampai fajar mencapai tempat singgahnya
Siapa berani mengusiknya
Akupun masih bertanya-tanya
Padahal semua serangga mengrubutinya
Sampai lelap tak terasa apa-apa
Biarkanlah semua berjalan apa adanya
Walau keinginan kita selalu berubah-ubah
Kadar pasti makin jadi ragu dan gelisah
Kenapa bertanya walau tahu jawabanya
Ujungnya adalah lelap untuk kedua kalinya
Sisanya pergi dan tinggalkan saja
Apapun harus diupayakan
Jangan malu untuk dipertanyakan
Karena tawar-menawar adalah usaha pikiran
Yang gagap menerima kenyataan
Sedangkan hati cuma menginggatkan
Walau kadang pasrah untuk tak dihiraukan
Nofianto Puji Imawan
Madura, 05-09-2014.
Yang sampai seperti lapar
Membuat asap tampa arang
Begitulah ucapnya selepas terang
Sahutanya berubah seperti erangan
Gelisahnya bertabah tajam
Tak kuasa dan binggung ini kenapa
Baiknya bukan keinginan yang menajam
Sisa abu melai menylimuti rumput kering
Namun basah karena embun telah tiba
Lantas ia terlentang tak tau arah bintang
Sampai fajar mencapai tempat singgahnya
Siapa berani mengusiknya
Akupun masih bertanya-tanya
Padahal semua serangga mengrubutinya
Sampai lelap tak terasa apa-apa
Biarkanlah semua berjalan apa adanya
Walau keinginan kita selalu berubah-ubah
Kadar pasti makin jadi ragu dan gelisah
Kenapa bertanya walau tahu jawabanya
Ujungnya adalah lelap untuk kedua kalinya
Sisanya pergi dan tinggalkan saja
Apapun harus diupayakan
Jangan malu untuk dipertanyakan
Karena tawar-menawar adalah usaha pikiran
Yang gagap menerima kenyataan
Sedangkan hati cuma menginggatkan
Walau kadang pasrah untuk tak dihiraukan
Nofianto Puji Imawan
Madura, 05-09-2014.