Sabtu, 21 Juni 2014

Benar-Benar

Pak dosen, ini kenapa ?.

Kenapa apanya toh ?.

Kok, tidak pernah ada perkuliahan yang serius.

Loh, tidak serius yang bagaimana ?.

Saya ini merasa, tidak mendapati dosen-dosen pengampu, serius untuk mendidik saya.

Ah, tidak mungkin. Itu pasti perasaan anda saja.

Perasaan-perasaan opotoh pak !.

Lawong, yang saya tau dosen-dosen saya itu kredibel dan standart pendidik.

Tapi pak, kok banyak sekali masalah antar dosen saat ini pak.

Mana, tidak ada kok. Paling cuma miss komunikasi saja.

Tapi imbasnya, banyak perkuliahan yang kosong. Dan kalaupun ada kuliah, paling-paling begitu-begitu saja.

Begitu-begitu saja yang bagaimana ?.

Ya, begitu itu. begitu biasa saja saat menyampaikan materi. Seperti tidak tulus dan benar-benar mendidik secara maksimal tampah memikirkan pamrih atau gaji.

Mereka ituloh profesional semua. Buktinya absen dosen tidak pernah kosong, penuh semua.

Tapi pak, saya ini masih merasakan hawa tidak enak. Mengenai cara dosen dalam mendidik kami, dan tentunya saya.

Sekali lagi jangan mudah suudon. Coba berfikiran positif dan tidak berburuk sangka.

Saya tidak berburuk sangka pak. Tapi bicara realita semata.

Realita apatoh. Lawong kuliahnya baik-baik saja tampa masalah giniloh. Malah banyak prestasinya.

Yasudah, maaf pak. Saya sudah suudon, kalau begitu saya tak pergi dulu.

Mau kuliah ta ?.

Tidak pak, saya mau makan dulu diwarung. Soalnya dosen dari dua perkuliahan hari ini, tidak masuk.

Oh, iya tidak apa-apa.
Mengatasi kemarahan dengan kebebalan. Memang tak cepat mendinginkan hawa neraka diotakku. Walaupun disiram oleh penghibur kerohanian, atau semacam liburan rekreasi kecil-kecilanpun. Hawa neraka malah makin melebar di ruang-ruang otak kanan dan kiriku. Sebegitukah, jika kenyataan yang ditunjukan ditolak dengan logika akal pikiran yang sistematis-struktural hingga teoritis-neokultural. Apa yang salah dengan sistem, apa yang salah dengan kenyataan bahwa sesuangguhnya, apa yang direncanakan selalu berbanding terbalik dengan kenyataan yang berjalan (proses). Sehingga penuh dengan perkiraan-perkiraan yang menimbulkan pikiran bahwa, banyak hambatan. Hambatan adalah sesuatu yang dipandang lumrah adanya. Karena proses dan apa yang direncanakan sebelumnya. Diyakini tak akan berjalan dengan mulus. Kenyakinan bahwa kecacatan proses adalah sahih. Maka yang diyakini adalah kompromi-komporomi akan ketidaksempurnaan yang diamini.

Maksudanya begini. Kenyataan dan rencana adalah sebuah perjalanan menuju hasil. Jika kenyataan disini diartikan sebagai proses. Merencanakan dengan baik bahwa sistem yang akan dipakai dalam perkuliahan atau cara pengajaran dosen yang dipimpin oleh ketua jurusan, yang juga dipimpin oleh pemimpin tikat fakultas hingga universitas. Selalu memiliki kelemahan yang menimbulkan kerugian. Namun pertanyaan yang paling bisa untuk dijawab dengan kebingunggan atau analisis terlebih dahulu adalah, apakah keleman selalu menimbulkan sebuah kerugian?.