Semenjak awal segala pembohongan dihalalkan
Aku belum sadar kalau ini hanya kesia-siaan yang berhikmah
Sebagaimana gugusan pemenuhan keinginan yang menikam
Harus dijalani dengan tatanan-tatanan yang kurang bermoral
Siapa mau jadi kambing
Jika bisa memilih jadi pengembala atau pemiliknya
Ini masalah waktu katanya
Semua itu urusan yang punya wewenang
Dimana keperkasaan yang melebihi ketertindasan
Adalah cara untuk menyianyiakan harapan
Kalau berani kemarilah,,,pin-ipin
Sapalah mereka
Yang kau sebut-sebut anak-anakmu ini
Yang kau bilang syarat prestasi
Yang kau bilang butuh bantuan ini
Yang kau bilang generasi baru ini
Yang kau bilang punya kesempatan lebih ini
Pin,,,mahasiswamu ini, Anak-anakmu ini
Mereka sakit-sakitan
Otak mereka tak jalan
Hati mereka tak karuan
Raga mereka seperti dikekang
Gaya belajar mereka banyak yang tak wajar
Aktivitas mereka terlalu kontras dengan keseharusan
Kebutuhan mereka sungguh mengalahkan tuntutan pasar
Akal mereka sepertinya sedikit makar
Sumbangsih mereka perlu dipertanyakan
Pergaulannya sudah tak terkira
Sampai-sampai apapun yang mereka lihat,,,mereka makan
Kau butakan anak-anakmu itu dengan beasiswa tak karuan
Kau sumpal mulut mereka dengan gaya pangku-pangku’an
Kau hambakan mereka layaknya buruh rumahan
Kau ikat mereka dengan kontrak untung-rugi perusahaan
Kau biarkan mereka hidup manja
Tampa boleh mengerti bagaimana sesungguhnya lingkungannya
Kau tuntut belajar dan sabar
Supaya tenar dan lupa akan pengemis yang susah makan
Kau sisipkan propaganda preman
Kau tenangkan keadaan dalam kobaran larva sublimasi
Kau tekan mereka dengan syarat-urat pelemah syahwat
Jangan lagi pin,,, kau ini bapak atau tangan besi
Buka topengmu dong
Sulap dengan mantra
Ajaib bin buka aib
Semua yang kau jalankan itu bohong besar
Fenomena yang selalu diperanakkan
Jangan sok-sok’an
Amanahmu besar
Ini manusia beribu-ribu
Kalau masih saja kau kurung dalam karung
Mungkin saja nanti bisa berjamur
Gaya pengamananmu
Cara komunikasimu
Teknik keperdulianmu
Bentuk partisipasimu
Metode membagi perhatianmu
Pembentukan regulasimu
Sistem kebijakanmu
Kunci suksesimu
Bentuk transparansi kepemimpinanmu
Strukturan bentukanmu
Tipuan-tipuan pencitraanmu
Kinerja para bawahanmu
Eksklusifitas separatismu
Semua palsu, kaku, takmenyatu, hanya formulasi basi
Basa-basi konsepsi
Miskin realisasi-sumbangsih
Sungguh keterlaluan, tak ku,,,,,maafkan
Dan selama ini, kau tahu betul kampusmu ini,,,pin
Sejak kau pimpin, sampai sekarang
Semua penuh dengan dilema konstalasi penderita sakit jiwa
Seharusnya kau sadar, lalu kau malah menghindar
Hadapi dan tantang semuanya yang tak seharusnya
Anak-anakmu, mahasiswamu, menunggu itu,,,pin
Rasakan dengan cara mereka
Jangan merasakan mereka dari sudut pandangmu
Saat ini akan banyak kelalaian yang terlupakan
Proses menuju pemilihan ulang
Memilih penggantimu,,,,pin
Sama halnya memilih kepala penjara baru
Dikampus ini,,,pin
Semua pencitraanmu akan abadi
Tapi kepemimpinanmu,,,pin
Akan semakin mengkristalkan diri
Sebab tak ada yang kau lakukan
Selain hanya menambah penderitaan
Mereka yang sudah menderita
Dan yang akan menderita
Akan punya bapak baru
Yang mungkin semakin gila darimu
Lebih bajingan KKN-nya
Dan jago menipu anak-anaknya
“Niat ingsun pados ilmu krana allah ta’allah”
Untuk
Universitas Trunojoyo Madura 2014. Yang sebentar lagi akan melakukan
pemilihan rektor. Sajak ini aku tujukan untuk semua mahasiswa yang
sungguh-sungguh membuatku terkagum-kagum. Karena mereka tak menyadari
bahwa mereka dibodohi habis-habisan. Tapi hebatnya mereka masih senang,
masih bisa makan dengan tenang dan masih tertawa layaknya tak ada
apa-apa dan tak pernah ada apa-apa. mereka senang-mereka menang. Aku
berkuang-kunang memikirkan dan menuliskan kekuatan menipu diri.
Nofianto puji imawan
17-05-2014, Madura. Untuk UTM dari N.P.I