Rabu, 19 Februari 2014

Mao Memimpin


Kita akan membicarakan lagi seorang diktator jempolan dunia yang berasal dari Cina yaitu Mao Tse-Tung. Lahir pada tanggal 26 desember 1893 di Shoshan provinsi Hunan, Cina. Mao nama panggilannya, ia lahir di keluarga petani miskin. Semasa kecil Mao bekerja keras dan hidup prihatin. Mao mengenyam pendidikan waktu kecil dengan ajaran-ajaran klasik-konfusianisme. Tapi, pada usia 13 tahun ayahnya memberhentikan Mao dari sekolahnya. Sang ayah menyuruhnya bekerja di ladang. Akan tetapi Mao menolak dengan keras dan ia lari dari rumah. Pada tahun 1905, Mao ikut ujian negara dimana di situ mulai menghapus paham-paham konfusianisme lama dan digantikan oleh pendidikan gaya barat. Tahun 1911 Mao terlibat revolusi xinhai, revolusi yang dimana bentuk perlawanan terhadap dinasti wing yang berkuasa lebih 2000 tahun sejak 211 Masehi dan runtuhnya kekaisaran Cina. Di saat itu lahirnya Cina menjadi republik tahun 1912. Setelah kejadian itu mao bergabung dalam lingkar studi Marxisme di Universitas Nasional Beijing. Dari lingkar studi inilah yang akhirnya melahirkan partai komunis Cina pada 1 juli 192, yang dimana Mao belajar banyak mengenai ide-ide Marxis salah satunya ialah ide tentang revolusi sosialis.

Cina merupakan negara setengah jajahan dan setengah feodal. Cina menjadi negara industrial baru di Asia. Perubahan ini menyebabkan rakyat yang mayoritas petani di konversi menjadi buruh-buruh industri. Konversi ini tidak menghapuskan penindasan dan kemiskinan yang di alami oleh rakyat Cina. Kontradiksi yang di alami oleh rakyat Cina ini menjadi cikal bakal lahirnya pemikiran Mao tentang revolusi dua tahap. Revolusi dua tahap ialah sebuah gagasan imperialisme dan feodalisme di china. Pada tahun 1935 mao menjadi ketua partai komunis Cina. Pada saat inilah Mao melancarkan pemikiran-pemikrannya untuk memajukan dan membebaskan Cina dari imperialisme dan feodalisme. Mao ialah seorang Marxisme dari Cina yang mengabdikan diri untuk perjuangan pembebasan rakyat Cina dari dominasi imperialisme dan feodalisme. Lahirnya pemikiran Mao untuk memajukan Cina ialah karena penduduk pedesaan yang bertumbuh dengan cepat telah bergantung pada perluasan pekerjaan industri. Proses industrialisasi ini yang membuat rakyat Cina di konversi dari petani menjadi buruh. Revolusi dua tahap merupakan pemikiran gagasan Mao dari hasil analisis kelas yang memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan. Di Cina terdapat kelas imperialisme, tuan tanah, borjuis kompradol, borjuis sedang, borjuis kecil, semi proletariat dan proletariat. Mao menyadari rakyat Cina telah lama terbelenggu oleh status quo sistem feodal, maka dari itu Mao menggunakan tahapan revolusi dua tahap.

Revolusi dua tahap pertama ialah revolusi politik yang berkaitan perebutan kekuasaan negara. Dalam revolusi ini, Mao memandang akan perlunya menghilangkan kelas tuan tanah dan kapitalis birokrat dalam struktur masyarakat. Revolusi politik Mao ini menggunakan metode taktik “desa mengepung kota”. Tujuan taktik ini adalah merebut kekuasaan di pusat pemerintahan untuk mewujudkan Cina yang demokratis dan terbebas dari sistem masyarakat yang feodal. Dan revolusi politik ini ialah langkah unutk menuju revolusi sosialis. Revolusi sosialis adalah revolusi berkelanjutan yang menyentuh ranah ekonomi. Revolusi ini bertujuan agar perekonomian negara diambil alih oleh rakyat dari tangan imperialisme. Pada tahun 1958 diumumkan berdirinya Komune Rakyat. Komune Rakyat adalah wadah kolektivitas produksi pertanian dengan skala besar. Dengan sistem ini, rakyat menjadi lebih mudah dikendalikan karena petani harus hidup dalam suatu sistem yang terorganisir. Dalam hal ini, Komune Rakyat menjadi tahapan penting dalam proses menuju negara sosialis. Komune Rakyat menjalankan beberapa fungsi penting. Pertama, komune menyelenggarakan administrasi di tingkat pedesaan, meliputi administrasi kelahiran, kematian, dan perkawinan. Kedua, komune juga merupakan unit produksi. Ketiga, komune merupakan unit yang menyelenggarakan pendidikan dan kesehatan.

Adapun tujuan pemikiran mao tentang revolusi dua tahap ini ialah pertama, jawaban dari status Cina sebagai negara setengah jajahan dan setengah feodal. Dalam hal ini, revolusi politik digunakan untuk menghancurkan sistem feodalisme dan mewujudkan demokrasi, sementara revolusi ekonomi bertujuan menyingkirkan imperialisme dan membentuk perekonomian sosialis. Kedua, revolusi dua tahap adalah salah satu “kritik kiri” bagi praktik revolusi di Rusia. Ketiga, revolusi dua tahap adalah proses yang berkesinambungan antara revolusi politik dan ekonomi. Proses ini dimaksudkan agar rakyat dapat beadaptasi secara perlahan dan disesuakan dengan kesadaran dan kemampuannya.

Segi keberhasilan lainnya oleh Cina di bawah pemerintahan Mao adalah perubahan sistem ekonominya dari sistem kapitalis ke sistem sosialis. Secara politik, sudah barang tentu penggarapan ini dilaksanakan lewat cara-cara totaliter yang keras. Tetapi perlu diingat, lewat indoktrinasi dan penataran yang intensif dan tak kenal lelah, Mao berhasil bukan saja menggerakkan suatu revolusi ekonomi dan politik tetapi juga revolusi sosial. Hanya dalam tempo seperempat abad telah dapat dilakukan perombakan dalam hal kesetiaan terhadap kefamilian yang sempit menjadi kesetiaan terhadap bangsa secara keseluruhan. Perombakan ini mempunyai makna yang teramat penting mengingat sepanjang sejarah sistem kesetiaan dan ikatan kefamilian di Cina teramatlah kokohnya. Lebih dari itu, pemerintah Cina melancarkan propaganda gigih memerangi ideologi Kong Hu-Cu dan tampaknya usaha ini mencapai sasarannya. Dan Republik Rakyat Cina menjadi semakin terbuka.