Tahun ini memang sudah tidak dapat diprediksi lagi. Ramalan-ramalan awal tahun kurang laku diawal 2014 yang menurut penanggalan china adalah tahun “kuda”. Berbeda dengan tahun 2012 yang masih bisa diprediksikan bahwa akan ada kiamat, tapi ternyata tidak.
Namun keadaan ini yang lebih berbahaya adalah dimana tahun 2014 ini memang tahun yang tak bisa diprediksikan. Berarti kemungkinan-kemungkinan apa saja atau lebih parah bisa terjadi. Contohnya bencana, musibah, tragedi dan lain-lain. Pada kenyataanyapun begitu banyak terjadi di hampir beberapa daerah di indonesia yang sedang mengalami bencana, musibah atau tragedi. Seperti di jakarta yang banjirnya suka eksis dan ingin tampil setiap tahunya, bencana letusan gunung sinabung yang tak kunjung reda, tanah longsor di jombang yang memakan korban, gempa di kebumen, tanah retak jawabarat, cuaca buruk di daerah-daerah seluruh indonesia.
Itupun belum semuanya. Masih banyak kejadian-kejadian yang menggugah rasa kemanusian kita dan sudah banyak dilupakan. Tapi alangkah baiknya jika rasa kemanusian tergugah bukan hanya karena adanya bencana, musibah atau tragedi saja. Namun kesadaran akan masih rentanya kejadian-kejadian yang sama bahkan lebih parah bakalan terjadi kembali.
Kesiapan menghadapi bencana adalah cara bagaimana mengawali sebuah sikap yang siaga akan kejadian yang tidak disangka-sangka. Berbagai hal memang sudah dilakukan pemerintah dalam persiapan penaggulangan bencana, baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Namun apakah itu sudah bisa menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat kita?. Tentu tidak.
Bencana berdampak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat. Tak hanya kerusakan dan kehilangan harta benda, korban jiwapun berjatuhan. Bencana gempa terhitung telah merenggut ratusan ribu jiwa, dengan kerusakan infrastruktur yang mahadahsyat. Namun sebuah cobaan atau peringatan dari sang pencipta adalah sebuah bentuk kasih sayangnya, bagaimana kita telah diingatkannya dengan berbagai bentuk kuasanya yang begitu besar.
Hendaknya, dalam rangka meminimalisir kerugian dan korban akibat bencana, seharusnya bukan hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab namun juga seluruh masyarakat indonesia. Dalam menghadapi bencana, selayaknya kita bahu-membahu membantu saudara kita, agar mereka dapat melanjutkan hidup dan kehidupannya yang telah ditimpa musibah ini. Caranya adalah dengan memberikan bantuan moril dan materil. Bencana telah terjadi, hal yang terpenting adalah penanganan pasca bencana, yaitu penanganan korban tewas dan luka, penanganan pengungsi serta pengumpulan dan koordinasi penyaluran bantuan. Guna memulihkan kondisi korban dan daerah yang terkena bencana adalah dengan menangani para pengungsi dengan baik, serta rekonstruksi daerah yang terkena bencana. Bukan hanya itu. penangganan secara mental dan pembangunan semangat masyarakat yang sesusai terkena bencana sangatlah penting. Bagaimana membangun rasa percaya diri dan semangat yang telah hilang akibat terkena bencana. Maka penting dilakukanya pembangunan mental.
Jangan biarkan mereka merasakan duka ini tanpa bantuan kita. Apapun ceritanya, mereka adalah bagian dari kita. Mereka butuh kita dan sudah selayaknya pula menjadi perhatian bersama.