Selasa, 14 Juli 2015

Sesak

Pengalaman begitu sulit untuk dibantah.
Namun bukan berarti tak bisa untuk dipatahkan.
Perubahan hanya kata yang utopis sekarang ini.
Tapi bukan barang mesti itu terjadi.

Kebaikan sudah bisa dilakukan dengan kebohongan.
Keberanian hanya untuk pamrih.
Keadialan sudah takmurni.
Kegagalan sudah menjadi teladan.

Menurunya kesadaran bakalan menjadi kebiasaan yang membudaya.
Pembelokan makna dan esensi semakin menjadi.
Tak gampang menyulap ayam menjadi srigala.
Sulitnya mencari peran untuk lakon wayang.
Dimana banyak keburukan berkedok kebajikan.

Sama…
Pergantian tahun adalah dibukanya pintu dan masuknya debu-debu yang akan menutupi kilau kursi dan meja ruang tamu.
Sudah lama kebiasaan buruk terjadi.
Namun tak banyak yang melawan itu dengan pengorbanan hingga akhir.

Penentuan nasib sudah mudah di tebak.
Bakalan sama saja jika berjuang.
Ini sudah ditentukan dan perkiraan-perkiraan mutasi bakalan menjanggal jalan yang bakalan kau lewati.
Sudahi saja apa yang kau lakukan.
Akhir sudah bisa di kira-kira.

Jangan membuang waktu dengan sia-sia.
Perjuangan itu hanya bakalan sakit.
Jangan keras kepala meneruskanya.
Musik-musik itu takhanya membuatmu semakin mimpi.

Tapi juga mati…

Jeritan jangan dihiraukan lagi.
Larilah dan carilah makanmu sendiri.
Jalananmu mumpung bersahabat.
Tak’usah menyalakan lampu.
Biasakan berlari di kegelapan.

Jangan manja meminta.
Jika masih sulit memberi.
Sungai itu adalah tempatmu.
Dimana bakalan kau basuh mukamu dan menyegarkan mata dan mulutmu.

Pengertian-pengertian dibuku itu hanya pelampiasan ketidak mampuan yang bakalan kau kuasai. Basulah,
Jangan cuma menikmati kesegaran airnya.
Perhatikan burung pemakan iklan.
Jangan cuma kau pelototi wanita mandi.
Kemolekan itu takkan pernah bisa kau nikmati.
Mimpi itu sulit digapai.
Mukamu saja sudah gugup melihat tubuhnya berbalut sabun.
Apalagi kau berusaha menjadi manusia yang memanusiakan manusia.

Jangan jumpai gurumu yang menjadikanmu tau.
Semakin takutkah.
Semakin sombongkah.
Hindari nasehat-nasehat tak menentu.
Kutukanmu itu adalah engkau tau, engkau malu.

Sudahi pikiran-pikiran manusia.
Lingkunganmu itu kandang rusa.
Dibatasi oleh pagar tapi luas.
Larimu taklagi linier.
Cobalah meloncat-loncat.
Agar tak tetap.

Gunakan payung untuk menghindari cahaya sinar matahari.
Tapi cobalah sesekali menurunkan payungmu untuk menatap lansung dan memandangi matahari.
Jangan cuma berani memimpikan bulan.
Apalagi memuji alam.

Letakan dirimu pada tempatnya.
Berlakulah dengan penuh kesadaran.
Tegap dan cobalah diam dengan memandang.
Tapi jangan berfikir bagaimana-bagaimananya.

Siapkanlah saja.
Sekarang ya sekarang, besok mungkin berubah Tapi tak jauh dari kemarin.

Nofianto puji imawan.
Magelang, 27-01-2014.