Kamis, 21 Juli 2016

Ketika Sedang Berjanji

Mukanya menjadi jinak sejenak 
Sesaat setelah dibentak tak berontak
Matanya memelas sepertinya sedang malas
Ucapnya acap kali sulit ditebak

Dengarlah tuan dan nyonya
Wujud wajah mulai kantuk
Mengharap kompromi ditengah purnama
Lawan kawan tak jelas apa-perlu didisamarkan
Gaduh suasana dalam tenang terkutuk
Lagi-lagi malam-sia mebisukan logika dunia

Kadar ingin hanya sampai digaris 0,5
Gelombang tak muncul
Banyangan samar apa sudah menghilang
Nyaman waktu melenakan pembangkang
Melenyapkan ingin secara perlahan
Semua melupa, semua merasa
Akankah malu merangkul
Jahanam-jahanam malam
Membius tulus atau menghapus rumus
Tentang ketetapan dan takdir kebal-ingkar

Ketika sedang berjanji
Kita hanya ingat menepati
Bukan jauhnya jalan untuk sampai
Dan keraguan tentang bagaimana
Hal itu akan terjadi

Apakah keinginan dan harapan
Akan sama dengan bayangan
Bahwa halangan tak mungkin datang
Saat kita mampu menata waktu
Untuk tak saling berbenturan
Mengira mampu melakukan
Padahal belum tentu

Nofianto Puji Imawan
Madura, 25 February 2016.

0 komentar:

Posting Komentar

Pembaca Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar