Minggu, 27 Desember 2015

Yang bukan

Kita yang tersesat dalam rutinitas kekinian terkadang terjebak dalam kekakuan 
Sungguh membosankan jika menikmatinya dengan wajah murung atau muka berang
Coba buatlah semua kerumitan menjadi kebahagiaan walaupun itu taksemudah tutur
Melihat gelap sebagai terang atau menerima hujatan sebagai hiburan disaat tegang
Mencairlah seperti kutub selatan dan sesekali menyapa orang ditepi jalan

Pegawai kantor yang pulang malam
Kerumunan kuli bangunan berteriak saat jam istirahat datang
Parkiran mulai kosong dan lenggang
Burung-burung bertebaran sambil membuang kotoran
Beberapa penjual makanan mulai hilang secara perlahan
Lihat, para satpam mulai berkemas untuk pulang
Penjaga tiketpun mulai keluar dari bilik sempitnya
Semuanya turun kejalan dan bergabung di riuhnya kemacetan

Bekas hewan terlindas diaspal sudah mengering
Maklum hari ini hujan tak turun dan mendung sedikit ragu
Traffic lightpun penuh antrean para penjual koran yang tak laku
Lampu-lampu jalan seolah hiburan disaat pulang
Entahlah, apakah pekerjaan hari ini cukup melelahkan
Tapi, kenapa klakson kendaraan seolah liar mengancam
Tiada yang mematuhi aturan, jalan-jalan seolah arena perlombaan
Semua ingin didepan, kau ini hewan atau mahkluk jadi-jadian

Jika tujuanmu adalah pulang
Coba sesekali menikmati perjalanan yang membosankan ini
Lihat pejalan kaki itu
Pandang juga gendung dan bangunan megah disamping jalan
Semua mewah walau ada yang tidak dan biasanya tersingkir
Kontestasi pasar mulai kurang ajar
Kalau tak punya nilai jual pasti diasingkan
Sedangkan yang punya kuasa tak segan menjadikannya barang usang

Tak ada kasih sayang di kota besar ini
Semua seperti cerita horor tahun 70an
Jangan salahkan kalau orang baik pada diam
Karena sudah lumrah yang emas dihargai murah
Sedangkan yang batu disulap menjadi berlian
Jangan salah, kita sekarangkan sudah acuh
Yang kita mau hanyalah yang rasa jeruk
Bukan jeruk yang benar-benar jeruk

Nofianto Puji Imawan
Madura, 22 Desember 2015.