Senin, 29 Juni 2015

Sebentar

Gelap terang bukan lagi pertentangan 
Setiap datang, senyuman itu menembus bayang
Walau sebentar tertutupi malu ketidakpastian
Namun cara itu membuatku berfikir panjang

Ada tangan yang memeluk erat punggung ini
Gumaman hati menjadi lirih takut tersisih
Kalau kata hati dibiarkan lari untuk sendiri
Janganlah berlalu hanya karena tak bertemu sekali

Terlalu banyak membayangkan untuk berhadapan
Kau biacara aku tengadah memandang
Lihatlah kemilau bola mata kunang-kunang
Seakan cakrawala fatamorgana terpampang

Tak ada alasan untuk tetap memberi ruang
Apalagi menawarkan keindahan karbitan
Itu salah, kalau katamu tidak
Irama mata belum pantas untuk mengalah

Nofianto Puji Imawan
Madura, 30 Oktober 2014.