Selasa, 19 Juli 2016

Boro-Boro


Keinginan akan kepuasan memang tanpa batasan 
Keresahan pikiran menjadi penghabat tubuh untuk berjalan
Kebesaran ucapan seringkali menciderai diri sendiri
Perhitungan sepintar apapun pasti cacat tegak berdiri

Siapa bisa memprediksi esok hari
Kalau belum bisa menjawab “siapa engkau ini
Kadang sumbar lebih dulu menguasai hati
Walau pikiran selalu menawar-nawar dengki

Bukan lagi keinginan yang perlu ditanya
Apalagi usaha yang biasanya dihakimi
Syarat-syarat tak pasti harus dimiliki
Walau perlu dipaksa untuk bangun lagi

Gambaran kondisi kini sudah berbeda sekali
Pandangan akan satu hal pasti
Dinilai kaku oleh orang-orang berdasi
Kalau bukan mencari keuntungan disegala lini

Segalanya diukur dengan kesepakatan alat tukar
Semua hal harus dipermudah dengan cara praktis
Buatlah dirimu berguna dengan mengerti akar
Jangan pusing dalam kehancuran yang dinamis

Kenapa harus susah kalau ada yang mudah

Bedebahpun bisa berguna kalau ada maunya
Airpun bisa tajam kalau diasah dalam ingatan
Nuansa kejam bisa diciptakan tergantung musimnya
Lalu apakah karena alasan semata itu digalakan

Berpuluh ingatan bisa menjadi senjata makan tuan
Dari situ maka munculah sebuah kenangan
Yang membuat tumpul kepercayaan akan masa depan
Atau memicu perang dalam alam keyakinan

Nofianto puji imawan
Mojokerto, 11 Juni 2014.