Selasa, 14 Juli 2015

Keringat (Untuk Pemilu 2014)

Siapkah kita sebagai indonesia
Untuk menerima pemimpin selanjutnya
Yang pasti akan lebih menyengsarakan kita
Dalam berkehidupan sebagai manusia sederhana

2014 bukan tahun yang biasa-biasa
Karena ini pijakan awal menuju kebinasaan
Yang sebentar lagi menunjukan indikasi nyata
Bahwa pemusnahan sebentar lagi dan taklama

Tanganku berkeringat melihat tayangan medianya
Kepalaku pusing oleh retorika bicaranya
Telingaku berdengung mendegar janji visi-misinya
Badanku bergetar merasakan hawa dahsyat kritikan masyarakatnya

Iklim semakin menunjukan ketidak mampuannya
Untuk menerjemahkan kebohongan-kebohongan usahanya
Mulutnya bicara, tangannya menunjuk-nunjuk kearah tengah
Tapi masyarakat tetap percaya dengan gaya persuasinya

Apa yang bisa dilakukan setelah kenyataan menunjukan kinerjanya
Karena pengaruh ucapan didahulukan dibandingkan laku hidupnya
Pribadi bentukan, pribadi polesan, itu tak akan diperdulikan
Karena hanya masalah waktu, semua itu bisa dibuktikan
Bukanpula mengenai kepantasan, tapi kenyataan
Mengenai apapun yang akan dijadikan korban

Nofianto puji imawan
Madura, 21 Juni 2014.