Semua punya harapan akan dendam
Selama bisa menjaga
Hal itu bakalan lama untuk tercapai
Lelah, bosan, menyerah, dan mati sia-sia
Dendam akan tumpul
Jika usaha cuma pakai dengkul dan otak simpul
Nurani, hati, kesadaran sederhana yang kecil
Kecil bukan selalu sepele
Tapi yang sepele kini selalu dikecilkan
Yang besar sudah disepelekan
Tapi yang tulus malah dibasmi dan dianggap gila
Sekarang perubahan adalah perkembangan
Entah tidak, entah diiya’i bersama-sama
Yang pasti kehancuran sudah tentu tiba tak kompromi
Beradaptasi dizaman peralihan dengan sebutan globalisasi
Semua dipandang guna dan fungsi
Apapun hanya ditimbang baik buruk sendiri
Kapanpun masalah timbul dengan model bermacam-pola
Namun sama rasa, sama menghancurkannya, sama mati semua
Khalifah yang tak tau arah
Namun arus semata yang diikutinya
Ingin melawan, arus tapi tak ada yang mampu
Ingin membuat, arus malah dicaci maki
Dibunuh, sampai di kantong plastik’ki dan dibuang ke kali
Lihat angin sudah meludahi wajah-wajah gagah
Bumi menolak dikasihani
Langit menantang dengan kilatan cahaya-cahayanya
Seluruh elemen dunia menyatu menghempaskan
Macam-macam mahkluk dan lainnya
Segerakanlah menimbang berat dunia dan beberapa mimpi-mimpi surga
Atau menelaah analisis semiotika mengenai neraka
Apalagi hipotesa mengenai alam barzah
Entah siapa yang menantang penjaga perbatasan antar semesta
Nofianto puji imawan
Madura, 12-05-2014.
Selama bisa menjaga
Hal itu bakalan lama untuk tercapai
Lelah, bosan, menyerah, dan mati sia-sia
Dendam akan tumpul
Jika usaha cuma pakai dengkul dan otak simpul
Nurani, hati, kesadaran sederhana yang kecil
Kecil bukan selalu sepele
Tapi yang sepele kini selalu dikecilkan
Yang besar sudah disepelekan
Tapi yang tulus malah dibasmi dan dianggap gila
Sekarang perubahan adalah perkembangan
Entah tidak, entah diiya’i bersama-sama
Yang pasti kehancuran sudah tentu tiba tak kompromi
Beradaptasi dizaman peralihan dengan sebutan globalisasi
Semua dipandang guna dan fungsi
Apapun hanya ditimbang baik buruk sendiri
Kapanpun masalah timbul dengan model bermacam-pola
Namun sama rasa, sama menghancurkannya, sama mati semua
Khalifah yang tak tau arah
Namun arus semata yang diikutinya
Ingin melawan, arus tapi tak ada yang mampu
Ingin membuat, arus malah dicaci maki
Dibunuh, sampai di kantong plastik’ki dan dibuang ke kali
Lihat angin sudah meludahi wajah-wajah gagah
Bumi menolak dikasihani
Langit menantang dengan kilatan cahaya-cahayanya
Seluruh elemen dunia menyatu menghempaskan
Macam-macam mahkluk dan lainnya
Segerakanlah menimbang berat dunia dan beberapa mimpi-mimpi surga
Atau menelaah analisis semiotika mengenai neraka
Apalagi hipotesa mengenai alam barzah
Entah siapa yang menantang penjaga perbatasan antar semesta
Nofianto puji imawan
Madura, 12-05-2014.