Kamis, 26 Desember 2013

Pesan Politik Memantik-Mantik



http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/10/13490250191703320177.jpg
Huruf, kata, kalimat, paragraph, deskripsi, dibaca dengan media yang bernama “bahasa” untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan. Khususnya dalam bentuk pesan komunikasi politik. Pesan apa?, komunikasi yang bagaimana?, lantas politik yang seperti apa.

Dalam komunikasi hal yang terpenting selain komunikator adalah pesan. Suatu pesan ditransformasikan pada titk-titik penyandian dan pengalihan sandi sehingga pesan merupakan pikiran dan ide pada suatu tempat pada sistem jaringan syaraf dari sumber atau penerima. Setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan.

Menurut Colin Cherry (dalam Fisher, 1986:365), suatu pesan mungkin, umpamanya, merupakan pikiran, namun pikiran ini tidak disampaikan secara fisik. Akan tetapi, bilamana bentuk fisik dari pesan ini disandi, maka berubah menjadi pikiran kembali dan karena itu menjadi pesan. Penegasan perbedaan anatara pesan dan isyarat diungkapkan juga oleh Clevenger dab Matthews (dalam Fisher, 1986;365). Ia membedakan anatara pesan dan isyarat atas dasar bentuk fisik dan lokasinya pada saluran. Isyarat atau signal adalah peristiwa fisiknya, dan pesan hanya terdapat pada saluran di dalam diri sumber atau penerima. Dalam setiap peristiwa komunikasi terdapat tiga buah pesan yang potensial, yakni pesan yang dikirimkan, yang diterima, dan yang terjadi dalam diri pengamat situasi komunikatif itu.

Sedangkan menurut Effendy (2001:11) lebih menjelaskan maksud pesan berbentuk pikiran dapat berupa gagasan, informasi, opini, perasaan, dan lain-lain yang muncul di dalam pikiran komunikator. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan lain-lain yang timbuul di lubuk hati dan pikiran komunikator.

Dalam proses komunikasi politik pun, pesan politik merupakan komponen terpenting. Mengacu pada definisi komunikasi politik secara umum, pesan politik itu adalah pesan yang dibawa oleh komunikator politik, baik dalam bentuk gagasan, pikiran, ide, perasaan, sikap, maupun perilaku tentang politik yang memengaruhi komunikasi politik.

Pada dasarnya, menurut Rochajat Harun dan Sumarno (2006:12), isi pesan komunikasi politik akan terdiri dari :


Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan.

Panduan dan nilai-nilai idealis yang tertuju pada upaya mempertahankan serta melestarikan system nilai yang sedang berlangsung.

Sejumlah metode dan cara pendekatan untuk mewujudkan sifat-sifat integratif bagi penghuni system.

Karakteristik yang menunjukkan identitas bangsa.Motivasi sebagai dorongan dasar yang memicu pada upaya meningkatkan kualitas hidup bangsa.

Graber (1984:138) memandang pesan komunikasi politik dalam perspektif yang sangat luas. Menurutnya, pesam komunikasi politik dapat berupa kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan, struktur, dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik. Bahkan, Muhtadi (2008:11) menegaskan bahwa pesan komunikasi politik itu adalah seluruh budaya politik yang berkembang di suatu negara.

Lebih sederhana dalam lingkungan terdekat saya Politik. Kata orang di daerah saya adalah “panggonane wong seng ngawe taktik”. Kalau Pesan “pepesan seng isine sandang lan panganan”. Jawa adalah tempatnya kiasan, metafor adalah hobby orang jawa khususnya daerah saya di Dusun Gerbong, Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang.

Kebanyakan warga desa yang menggunakan kiasan dalam komunikasi sehari-hari Seperti : saat orang tua menasehati anaknya, saat kepala desa menyampaikan omongan dalam rapat desa dan banyak lagi. Hal ini menjadi estetis disaat pesan komunikasi politik disampaikan dengan kiasan atau istilah.

Pesan politik dengan bahasa intelektual atau akademisi saja itu sulit ditangkap artinya oleh kebanyakan orang, apalagi pesan komunikasi politik yang disampaikan dengan cara dosonomo dan jarwodoso yaitu sinonim, idiom, kiasan atau metafor.

Mengerti makna atau pesan politik memang cukup sulit dan perlu yang namanya penelaahan dan kepekaan. Pesan politik selalu kita tangkap dalam gendang telinga kita baik secara langsung atau secara tidak langsung. Bagaimana bisa?.

Hitung saja berapa banyak anda berkomunikasi baik melalui media komunikasi dan alat indra anda. Pesan politik tidak selalu disampaikan orang atau pejabat yang berada di birokrasi Negara. cukup sederhana, teman anda berpotensi untuk menyampaikan pesan politiknya kepada anda, pacar anda pun juga sangat berpotensi dalam melakukan komunikasi politik.

Permainan bahasa (Rhetorika), artikulasi makna, penggunaan kata ganti bahkan tata bahasa dalam pesan komunikasi politik menjadi hal vital yang perlu di kuasai. Tetapi sebelum itu juga 3 aspek analisa sosial juga perlu dimasukan, mengetahui, mengerti dan memahami hal sebelumnya, sekarang dan memprediksikan yang akan datang sama dengan halnya ontologis, epistemologis, aksiologis dalam pondasi ilmu filsafat ilmu yang di prodi ilmu komunikasi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) diajari pada semester satu awal.

Pesan komunikasi politik itu adalah absrak, silogismenya adalah komunikasi politik mengandung unsur pesan didalamnya, tetapi pesan tidak harus selalu komunikasi politik. Pesan semakin hari semakin banyak variannya, seperti pesan elektronik yang semakin banyak dan didukung dengan semakin banyaknya jalur komunikasi baik modern atau tradisional.

Kecenderungan kebanyaakan di era globalisasi ini adalah mengunakan sosial media dengan banyak macam media massa yang digunakan, baik media online, media audio, media visual, media cetak, media audio-visual, dan media-media lainya. Hari ini kita merasakan sebuah komunikasi menjadi peran utama dalam transfers informasi yang setiap detik bisa memenuhi ribuan sel-sel otak kita. Dunia permediaan sudah menjadi sebuah bisnis yang bisa lebih menguntungkan dari pada kasus Korupsi Hambalang Dan Skk Migas.

Memang seperti itulah media sekarang. Pesan bila tersampaikan itu tidak harus di pahami. Tapi kalau pesan di jejalkan dan dipaksakan setiap hari untuk mengkonsumsi, maka alam bawah sadar pun akan merekam dan mengingatnya. Maka kalau sudah seperti itu pesan pun dipahami. Banyangkan itu adalah pesan politik kepentingan yang ingin mengambil keuntungan dari anda atau yang lainya.

Pesan politik sudah memenuhi otak manusia. Pesan politik adalah doktrin prometheus yang rela melakukan apa saja demi tersampaikanya dan di tangkapnya maksud dari pesan tersebut.
Mata kuliah komunikasi politik harus di ajarkan pada pemuda dalam menelaah segala macam pesan-pesan komunikasi politik yang setiap hari di terima maka perlunya penyuluhan demi lebih bisa menerima dengan cermat dan cerdas setiap pesan komunikasi politik yang tertangkap setiap hari.

Komunikasi politik adalah ilmu neologisme yang tidak ada bentuknya. Maka tidak ada bentuknya itu adalah semu, semu artinya samar, samar berarti eyang semar. Eyang semar berarti orang sembilan yang rela me’tujuhkan dirinya.

Lantas hubunganya dengan komunikasi politik adalah ilmu yang sebenarnya penting sekali untuk sekarang ini tapi malah kurang sosialisasi untuk bagaimana agar ilmu komunikasi politik di ajari semua pemuda agar lebih bisa mengerti mengenai komunikasi politik yang lebih spesifiknya pesan pada komunikasi politik.

Sebuah pesan komunikasi politik adalah bentuk dari perantara yang dimediakan pada, bahasa kata dan cara dalam menyampaikanya. Subbab pesan komunikasi politik cukup banyak. Namun intinya adalah bagaimana menyampaikan dan apa yang ingin disampaikan lantas siapa yang dituju untuk menerima pesan tersebut bahakan juga alasan menyampaikan pesan itu.

Senjata utama bahasa, namun bahasa saja kurang. Teknik penyampaian pesan dan pengemasan pesan tersebut. Seperti presiden menyampaikan pesan kepada masyarakat dalam pidato kepresidenanya dalam menyampaikai sebuah kebijakan baru. Dengan puluhan media yang telah siap mencatat dan menyiarkannya di Tv ataupun media lainya. Lantas esoknya media siap megabarkan komentar, kritik, persepsi orang mengenai kebijakan presiden. Di tampilkanya hal itu lantas membuat banyak sekali opini publik menjadi sangat bervariasi karena melihat kebijakan yang di lontarkan Presiden mengenai suatu hal mendapat Persepsi, opini, kritik dan tanggapan yang bermacam-macam baik yang mendukung ataupun sebaliknya.

Hal ini cukup nyata bahwa media punya peran besar dalam pengemasan pesan komunikasi politik yang terjadi dan betapa bervariasinya pesan komunikasi politik yang dapat di belokan dan menjadi tersampaikan seperti; pencitraan, kepentingan, kekuasaan dan yang lainya.

Mendapati sebuah zaman di era informasi global yang cukup mudah di akses dan menantang kita agar berlomba-lomba mengumpulkan dan menyimpan informasi dalam otak kita membuat kita terkadang menjadi "maniak" yang selalu haus informasi yang baru dan yang berguna bagi kita. Dituntut untuk selalu bisa berpacu dengan waktu. Mengurangi jata kemanusiaan menambah fungsi bahwa kita adalah sebuah mesin yang di nyalakan tombol on-off menjadi on setiap detik dan di tuntut siap selalu demi menghadapi peradapan yang serba pragmantis ini.