Kamis, 18 April 2013

Ketergantungan


Sembari membuka internet dan membaca buku Pramoedya Ananta Toer, aku melihat dan meloncat-loncat dari Blog satu ke Blog lainya dan hampir 80% isinya semua tentang Tips & Trick yang paling diminati dan di komentari paling banyak dan juga itu berarti menjadi sebuah sajian sangat menjanjikan bagi pembuat orang berfikir pragmatis yang semua itu cukup yang instans-instans saja tampa terlalu banyak cara cukup satu saja yang jitu.

Inilah sebuah penyakit zaman yang semakin menjangkiti para manusia. Menamakan mereka “Manusia Modern” yang tak mau susah dalam melakukan apapun dan cenderung ingin yang cepat instans dan itu selalu membuat kesal aku, memang terkesan subyektif dan semauku sendiri, karena ini tulisan ku dan aku tak mau menjadi orang lain yang meniru-niru gaya sesamanya, kemabali lagi dalam kecenderungan para pengiat Blog muda yang selalu ingin menyugukan apapun yang jitu, berbeda, lain dari pada yang lain, praktis, mudah, cepat, menarik, dan lain sebagainya tampa memperhatikan apa efek jangka panjangnya yang dimana akan membuat sebuah ketergantungan buruk yang tak mau belajar dan tak mau susah kalau aku boleh menyebutnya dengan kasar.

Penggiat informasi Tips & Trick ini kadang-kadang membuatku jengkel, memang kita ketahui sendiri zaman Globalisasi yang penuh efek situaional personal, dimana jika yang kita inginkan baik makan akan menjadi baik tapi jika yang kita inin semaukita dan menimbulkan efek buruk maka terimalah akibat buruk Globalisasi dalam jangka panjang yang membuat para pakar IT dimanpun keranjingan akan hal-hal yang terjadi khususnya di dunia maya yang kalau dibilang sempit ya munafik tapi kalau dibilang luas yang takterbatas, sehingga apapun yang kita dasari pada niat kita maka itulah yang membuat kita akan seperti apa kedepanya melalui Globalisasi erupsi generasi ini.

Jika semua pada mencari-cari dan bercandaan yang selalu menuhankan “GOOGLE” makan secara tidak langsung apa yang dikatakan “Friedrich Nietzsche” bahwa Tuhan telah mati itu memang sudah terjadi dan tampa disadari bahkan sampai ada perdebatan yang mereka juga menyadari akan hal itu yang dimana suatu kebiasan efek cara jitu yang membuat sebuah ketidak sadaran yang berefek jauh kedalam alam bawah sadar yang terbiasa dan menjadi ketergantung, tapi juga suatu penyangkalan atas apa yang sudah menjadi ketergantungan, aku tak menyarankan untuk menghindari artikel cara jitu tapi juga tak menganjurkan, dikarenakan sebuah cari jitu dan hal-hal semacam itu di internet telah menjadi jajanan menuju kehancuran pikiran konstruktif dan membuat destruktif sebuag generasi, dan aku sadar bahwa ada penurunan kualitas dari waktu ke waktu yang begitu tajam, baik dalam pola pikir, budaya, kepekaan, kesadara, kebiasaan, perilaku, dan hal-hal baik internal maupun eksternal yang semakin meraksek kualitas generasi bahkan membuat sebuah hal yang baik menjadi sebuah minoritas yang terpojok, dikarenakan mayoritas yang semakin lemah atas sebuah kesadaran akan kepekaan sosial dalam diri yang biasanya aku menyebut ada sebuah tiga jenis manusia versi saleho institut pertama adalah pelopor, kedua pelapor, ketiga adalah pengekor. Dan kita ini adalah generasi yang menurutku adalah nomor 3 yaitu pengekor yang ingin selalu jadi pengekor tampa mau meningkat menjadi pelopor aktif, karena jadi pengekor adalah tipe orang yang pengen ada yang mengatur, santai, tenang, tidak repot, cepat, instans, mudah, dan lain-lain tapi kelihatan bodoh dan tak punya pendirian apa kata teman saja, sehingga membuat aku pribadi kuran menyetujui hal-hal seperti itu, walaupun aku bukan lah pelopor aktif, tapi undergroud sosialisasi,

ada sebuah cara yang cukup sulit untuk dimengerti dan di lakukan bahakan jangan cuma di pahami tapi juga diamalkan sehingga apa yang kita pelajari menjadi tidak barokoh, kebiasaan itu adalah sebuah paradigma klasik yang sulit karena sudah menjadi budaya sama dengan efek Globalisasi yang diangga sebagai budaya. Bagaimana dikatakan budaya kalau sebenarnya kita cuma menggikuti dan juga kita adalah pengekor over aktif yang selalu menggikuti trend, apalagi kaum sosialita, kaum kelas atas, kaum metroseksual yang mengatakan dan mengkampayeka secara diam-diam dan efektif bahwa sekarang harus begini-begitu lak ndasmu sempal itulah tanggapanku. Walaupun argumentatif bagai demonstran tapi itulah namanya matamu suek suu sehingga dapat di simpulkan akan gunanya kepekaan diri, kesadaran personal dan lain sebagainya dengan sadar akan kebutuhan dan memikirkan efek jangka panjang, dan siapa tau 15 protokol yahudi itu nyata dan semua efek Globalisasi adalah rencana besarnya, pikir kembali semua yang terjadi dari tahun 45 sampai sekarang dan kaitkan secara rinci dalam segala hal, mungkin satu tahun kita akan tahu betapa menakutkanya itu dari pada blog kita yang domainya hilang, dan itu sangatlah menggerikan karena aku pernah mencobanya.