Senin, 26 Desember 2016

Semua Ingin Kreatif dan Produktif

“Obrolan Malam Bersama Kumat Productions di WAKO Mojokerto - Menyoalkan Konten Kreatif dan Produktifitas Dalam Berkarya”

Tak bermodal namun kreatif dan bermodal tapi kurang produktif, atau bermodal dan kreatif serta produktif menghasilkan karya. Obrolan berjam-jam yang kulakukan semalaman dengan pemuda-pemuda bernama Apenk, dan Tegar yang baru saja melanjutkan kuliahnya di bidang film & broadcast. Menghasilkan berbagai keresahan, antara menjadi yang berbeda atau memilih menjadi yang pertama. Karena kalau takbisa menjadi yang berbeda, cobalah menjadi yang pertama. Skenario terburuknya, kalau takbisa menjadi yang berbeda atau yang pertama cobalah mencari cela dimana kejenuhan akan maraknya konten kreatif di media sosial dan internet tentunya, karena sekarang semua ingin menjadi kreatif dan selalu mencoba memproduksi karya dengan alasan ingin mendapat keuntungan materi dan menambah eksistensi untuk sebuah alasan pribadi di era global, MEA, atau pasar bebas. Untuk menciptakan karya entah visual, audio, audio-visual, teks, atau kombinasi dari beberapa elemen tersebut. Dimana karya tersebut mampu diterima atau minimal dilirik sebagian viewers diruanglingkup terdekat, entah keluarga, teman, kelompok, komunitas, atau khalayak diregional tertentu. Walaupun melalui internet seluruh dunia mampu mengaksesnya, namun jangan sampai salah target audiens. Karena semua kembali ke tujuan dan niat awalnya.

Keinginan yang berdasarkan idealisme kadang kala menjadi pisau bermata dua. Obrolan ini berawal dari pertanyaan “sibuk apa sekarang?” dan pertanyaan itu pasti dijawab dengan deskripsi panjang tentang apa yang kita lakukan, punya rencana apa, apa yang sudah berjalan, bagaimana prosesnya, apa kendalanya, mengapa seperti itu, mulai kapan, sekarang bagaimana, rencananya seperti apa, apa yang sudah didapat, kerugiannya sebesar apa, dan itu sangatlah menyebalkan. Dimana kami harus menjawab bergantian dengan kondisi warung yang penuh nyamuk dan harga kopi yang sangat tidak manusiawi, anehnya obrolan ini dimulai dari pukul sembilan malam hingga jam 2 dini hari. Entah sihir apa yang membuat kami betah membicarakan hal gaib seperti itu dengan begitu lamanya.

Membahas konten video dan film hingga vlog. Mungkin karena lagi tren dan mulai memenuhi platform Youtube. Kebetulan kami punya inisiatif membuat sebuah media indie atau media kecil kecilan yang bergerak dibidang kreatif entertaiment. Membuat karya hingga mencoba mencari kesempatan untuk menghasilkan materi guna memenuhi kebutuhan pribadi, ya minimal bisa buat ngopi atau kuliah. Mungkin karena itulah kami membahas hal seperti ini. Mulai dari bagaimana sekarang, apa project dan kondisi masing-masing kesibukan kita, mulai dari Kumat Productions (Semacam Production House) dan Majazine (Media Indie). Awalnya obrolan ini selalu membahas kendala, kondisi yang buruk, minim dana, tidak adanya penghasilan dan masing-masing sibuk dengan kesibukan sendiri-sendiri seperti kerja sampingan, kuliah dan lain sebagainya. Kebetulan kita bergerak satu regional yang sama yaitu Mojokerto, kota kecil yang dengan dengan Surabaya. Aku yang mulai bertanya-tanya dengan bagaimana cara membuat konten video yang menarik hingga mencari orang yang idenya gila. Dan dilanjutkan dengan membahas peralatan sinematografi atau videografi yang super tai anjing itu. Membuat kami semakin membicarakan hal-hal yang tak nyata ini. Seoalah olah semua hanya sekadar bicara dan bermimpi (sekadar teman mimpi). Maklum dari kami tidak ada yang punya peralatan videografi atau kamera yang lengkap, kadang untuk sekadar liputan event saja kami pinjam kamera, itupun bukan kamera video, namun kadang kamera poket paling bagus yang DSLR yang standart ABG alay. Ini hanyalah sebuah catatan obrolan yang tak jelas, nanti pembahasannya bakal aku tulis di postingan selanjutnya. Jadi ini hanya intermezzo saja. Intinya sebenarnya terletak di paragraf awal. Sekarang pertanyaannya ialah, apa harus kreatif dulu atau modal dulu, atau apa harus kedua-duanya. Dan mengapa harus begitu?

Jawab di komentar kalau tau, kalau tidak ya tidak apa-apa. La wong ini juga tidak penting-penting amat, amat juga ya tidak penting. So just journal.

0 komentar:

Posting Komentar

Pembaca Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar