Ditempat ini nampak jauh dari harapan, namun dekat dengan keterpaksaan. Niat dan kemauan bukan yang utama. Tapi mau bagaimana lagi. Realita cukup memukul nurani, pengertian dicari-cari hanya untuk menciptakan perasaan yang lebih bersyukur dengan keadaan yang lebih makmur.
Jika orang-orang disini diberi pilihan lain, maka aku percaya kalau mereka lebih memilih yang lainya dibandingkan tempat ini. Entah kenapa, akupun taktau persis kenapa. Ketidakpuasan bercampur dengan kekecewaan. Lingkungan yang taksesuai harapan memang cukup menekan mental bahkan cita-cita atau gambaran akan masa depan.
Institusi pendidikan yang dianggap banyak kekurangannya dibandingankan hikmah dibaliknya. Segala macam upaya untuk mengembangkan minat dan memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan malah tak dimaksimalkan. Semua dianggap kurang, karena selalu berfikir pembanding yang taksepadan. Memang institusi ini tidak bisa memberikan fasilitas perpustakaan yang baik, pelayanan administrasi yang ramah, kantin yang nyaman, dan rindang pepohonan yang membuat lingkungan terlihat asri.
Tapi ada kelebihan dibalik kekurangan yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung ini. Yaitu, suasana sepi yang selalu menghiasi, warung-warung yang tutup sebelum jam sembilan malam, obrolan tukang becak digardu depan pintu masuk, keakraban ibu-ibu warung depan kampus, keceriaan gerombolan mahasiswa perantauan, pemandangan padang safana, mitos kerawanan jalanan, isu-isu seram mengenai preman sekitar kampus, dan skandal-skandal mahasiswa-mahasiswi disekitar kos-kosan maupun kontraan yang semakin menunjukan perkembangan yang signifikan. Namun itu hanya sedikit dari beribu keistimewaan hikmah dibalik kekurangan yang terjadi di institusi atau kampus ini. Sehingga apapun label yang melekat ditempat ini, bukan menjadi masalah besar. Karena tempat ini sulit untuk tedefinisikan oleh beberapa kata atau kalimat.
Ada yang bilang ini kampus pinggiran, ada yang menyebut ini daerah tertinggal. Tapi yang pasti ini adalah tempat dimana ketidaktahuan berujung penyesalan. Ada yang malu mengakui kalau ia sedang melanjutkan studi di kampus ini, ada yang bangga dan bilang kebanyak orang kalau ia sedang kuliah dikampus ini, namun ada yang tidak percaya sampai saat ini kalau ia sedang kuliah ditempat ini. sedangkan pertanyaan “kenapa?”, itu sangat tidak menjelaskan. Kecuali kita benar-benar merasakan tempat ini sebenarnya seperti apa. Baru itu akan membantu untuk menjelaskan, kenapa tempat ini?. Dan kenapa orang-orang didalamnya merasakan hal yang seperti itu?.