Minggu, 12 Februari 2017

Pertanyaan Atau Pernyataan


Romansa asmaraku tak begitu menarik untuk dibahas, pencapaian hidupku tak sejauh harapanku sendiri, keinginnanku berbanding terbalik dengan usahaku, dan sekarang aku tak lebih baik dari yang lainnya. Apa yang perlu dibanggakan, atau kubagikan pada kalian semua, baik di blog atau di media sosial tak lebih hanya pendapat yang tak musti benar namun setidaknya mampu memuaskanku.

Apakah kini semua orang, termasuk aku sendiri, selalu butuh sebuah peng-akuan dan ke-akuan. Membagikan yang ia ketahui, ia pahami, ia mengerti, ia alami, ia rasakan, ia adopsi, ia telaah, ia resahkan, ia lampiaskan, ia tunjukan, dan yang ia sembunyikan, lalu dishare di media sosial atau blog. Seberapa layak dan pantas aku membagikan apa yang ku ketahui pada kalian. Butuhkah kalian untuk mengetahui apa yang aku tau, atau perlukah kalian mengetahui apa yang orang lain ketahui. Apa kalian sudah tau apa yang sebenarnya kalian ketahui?

Saat apapun menjadi penting, dan sebaliknya. Apa yang akan kita lakukan? Benarkah semua butuh alasan untuk melakukan apapun, atau selama kita hidup, apa selalu butuh alasan untuk melanjutkannya. Seberapa banyak pertanyaan seperti itu kita sadari hingga menjadi keresahan yang harusnya kita simpan. Ada baiknya memang menyimpan banyak hal yang tak seharusnya diumbar. Sayangnya semua orang kini kesulitan membedakan mana yang harusnya disimpan dan disembunyikan dengan yang mustinya dikatakan. Berbohong dan jujur, mana yang sering kita lakukan. Untuk apa melakukan yang harusnya tidak dilakukan, apa karena alasan, untuk apa alasan tersebut melatarbelakangi sebuah tindakan. Apa memang semua kemunafikan selalu beralasan dan rata-rata alasannya hanyalah ketidakmampuan untuk melakukan yang harusnya dilakukan.

Ada apa dengan malam ini. Padahal hujan sudah reda, kopi pun mulai dingin, dan adzan mulai berkumandang. Apa tak sebaiknya aku bergegas meninggalkan tempat dudukku dan mulai sholat. Menjalankan kewajiban yang sering kutinggalkan dan kusepelekan. Tak baik memang, aku memang bukan orang baik. Setidaknya aku jujur atas itu, mengakui kekurangan sebenarnya bukan keahlianku.

Menyadari bagaimana semua hal berjalan, memang cukup menakutkan. Kejamnya cara bertahan hidup para manusia zaman ini membuatku ingin menghapus dan menghilangkan segala keinginan serta ambisi yang ada. Kegilaan hingga kemunafikan manusia zaman ini seolah-olah menyihirku untuk memilih tidak penting dapat apa-apa dari apapun. Melakukan yang terbaik dan jujur pada diri sendiri cukup kejejalkan dari pagi hingga pagi kembali.

Kini, apa yang kita inginkan makin lama makin bertambah. Tak pernah puas, dan makin serakah sudah menjadi kodrat. Semua berharap menjadi lebih baik, semua orang ingin lebih baik. Memang itu manusiawi, tapi kepastiannya ialah akan semakin hancur atau lebih sederhananya, semua hal akan semakin terdegradasi hingga menuju kehancuran. Peganglah rumus akhir zaman, atau ingat mati. Maaf kalau aku menyuruh dan menganjurkan sesuatu yang tidak kalian inginkan. Tapi dari semua tulisan ini tak lebih hanya sebuah simbol-simbol yang kita sepakati dan kurangkai untuk menyatakan apa yang kupikirkan saat ini dan akan selalu berubah tiap detiknya.

0 komentar:

Posting Komentar

Pembaca Yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar